Petani yang sukses dengan menanam selain sawit, dapat memotivasi masyarakat lainnya.
Monalisa
POJOK GAMBUT | Lain lubuk lain pula ikannya. Begitu juga halnya dengan potensi gambut yang ada di Barat Selatan Aceh (Barsela). Seperti halnya di Desa Sumber Bakti, Kecamatan Darul Makmur, Kabupaten Nagan Raya. Di desa ini, potensi alam yang bersumber dari air dan kebun melimpah ruah.
“Tahun 2022, kita menargetkan Sumber Bakti menjadi proyek percontohan sebagai desa wisata gambut di Aceh, yang berbasis ekonomi kemasyarakatan dan pelestarian ekosistem gambut,” ujar Monalisa.
Memasuki Desa Sumber Bakti, kita akan menemukan rumah-rumah warga dengan dinding kayu, beratap daun rumbia. Hanya satu dua rumah warga yang terbuat dari batu bata. Pada umumnya, penduduk Sumber Bakti bekerja di sektor pertanian, karyawan perkebunan dan pegawai negeri sipil.
Ia menuturkan, saat ini sebagian besar masyarakat di Desa Sumber Bakti sudah mulai beralih untuk menanam komoditi non sawit. Beberapa jenis tanaman non sawit yang mulai dikembangkan, di antaranya porang, pete, jengkol dan jahe.
Menurut Mona, secara perlahan Sumber Bakti telah merasakan manfaat dari pengelolaan lahan gambut yang baik. Pada 2019, sudah banyak masyarakat yang beralih dari komoditi sawit ke tanaman lain. Terlebih di tahun itu, harga sawit dunia mengalami penurunan drastis.
“Petani yang sukses dengan menanam selain sawit, dapat memotivasi masyarakat lainnya,” sambungnya.
Mona mengatakan, Sumber Bakti memiliki banyak potensi alam seperti jeruk, pete, jahe dan porang. Di samping itu, juga terdapat potensi sumberdaya sungai yang melimpah, seperti ikan limbek, nila dan beragam jenis ikan lainnya.
Ia berharap, kekayaan alam Sumber Bakti dapat diolah dalam berbagai bentuk produk untuk mewujudkan kesejahteraan ekonomi masyarakat setempat. “JMGA berencana untuk melakukan pembinaan bertahap kepada masyarakat, sehingga Sumber Bakti mampu menciptakan produk yang bisa dipasarkan,” kata Anggota Forum Danau Nusantara (FORMADAN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) itu. (*)
Tulisan versi panjang dapat dibaca di Basajan.net “Menebar Asa di Barsela I” dan “Menebar Asa di Barsela II”
Wartawan: Mariani
Editor: Junaidi Mulieng