Paleolimnologi Dapat Dideteksi Perubahan Iklim Kawasan Danau

Pencemaran dan penurunan kualitas air danau, juga disebabkan aktifitas pertanian dan peternakan dalam skala besar.

Tri Retnaningsih

POJOK GAMBUT | Guru Besar Ilmu Limnologi dan Pengelolaan Sumberdaya Air Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Tri Retnaningsih Soeprobowati mengatakan, pengelolaan danau di Indonesia selama ini masih belum maksimal.

“Berbagai faktor menjadi sebab menurunnya degradasi kualitas danau, salah satunya ialah perubahan iklim,” ujar Tri, pada kuliah umum perubahan iklim dan pengelolaan sumberdaya air, di Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian Unsyiah, Selasa, 11 Februari 2020.

Ia menyampaikan, perubahan iklim yang terjadi dalam sebuah kawasan, dapat dideteksi melalui kajian Paleolimnologi, dengan mengukur kondisi danau melalui proses reka ulang berdasarkan temuan dari data sampel yang ada. Dengan paleosalinitas, juga dapat dilihat proses perubahan iklim yang terjadi pada sebuah kawasan danau di masa silam.

“Pencemaran dan penurunan kualitas air danau, juga disebabkan aktifitas pertanian dan peternakan dalam skala besar,” urai Tri.

Ia mengatakan, berdasarkan hasil kajian, ditemukan beberapa hal terkait dengan aktivitas pertanian, yaitu penggunaan pupuk Phospor (kapur), sehingga keasaman air danau meningkat.

Pada kesempatan tersebut, ia mengajak akademisi pertanian untuk terlibat dalam kegiatan penyelamatan danau di Indonesia, baik dalam bentuk riset maupun aktifitas penyuluhan untuk petani dan masyarakat di sekitar kawasan danau.

Kuliah umum yang diikuti puluhan peserta dari dosen, peneliti dan mahasiswa tersebut, dipandu oleh Monalisa, Dosen Ilmu Pengembangan Masyarakat Program Studi Agribisnis Unsyiah, yang juga perwakilan Forum Danau Nusantara (FORMADAN). Turut hadir Ketua Prodi Pascasarjana Ilmu Lingkungan Undip, Hartuti Purnaweni. (*)

Tulisan ini sudah pernah tanyang di Basajan.net

Editor: Junaidi Mulieng

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published.