Milenial Harus Lebih Peduli Terhadap Gambut Aceh

 Milenial Harus Lebih Peduli Terhadap Gambut Aceh

Foto: Riski Alif Maulana / Bidikan Layar Zoom.

Padahal jika mau, daripada menghabiskan waktu untuk bermain gamen, mereka bisa berbuat sesuatu untuk masyarakat dan lingkungan, seperti dalam restorasi gambut.

Riski Alif Maulana

POJOK GAMBUT | Kepedulian dan keterlibatan penuh kaum milenial dalam pengelolaan gambut di Aceh sangat menentukan. Dengan segala potensi yang dimiliki, milenial dianggap bisa menjadi motor penggerak dalam membawa perubahan bagi masyarakat.

“Karenanya, pemuda harus didorong untuk ikut terlibat dalam restorasi gambut di Aceh,” ujar Pengurus Jaringan Masyarakat Gambut Aceh (JMGA), Riski Alif Maulana, Senin, 25 Januari 2021.

Hal itu disampaikan Alif pada Webinar Nasional Peran Milenial dalam Pengelolaan Gambut Aceh, yang dilaksanakan Basajan.net bersama Jaringan Masyarakat Gambut Aceh (JGMA).

Kegiatan yang berlangsung secara online melalui aplikasi Zoom itu, diikuti puluhan peserta dari berbagai kalangan. Mulai dari akademisi, mahasiswa, aktivis lingkungan, hingga unsur pemerintah dan dinas terkait.

Menurut Alif, dengan segala potensi yang dimiliki milenial saat ini, terlebih didukung perangkat teknologi yang memadai, kaum milenial dapat dengan mudah menyuarakan penyelamatan gambut Aceh. Baik dalam bentuk konten kreatif berupa video, foto, desain, maupun tulisan yang sesuai dengan karakter milenial itu sendiri.

“Ketika konten-konten itu dibuat oleh milenial, maka akan dengan mudah diterima oleh anak-anak muda lainnya,” kata Alif.

Mahasiswa Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala ini, merasa miris melihat kondisi generasi muda Aceh hari ini yang lebih banyak menghabiskan waktu untuk hal-hal yang tidak produktif.

“Padahal jika mau, daripada menghabiskan waktu untuk bermain gamen, mereka bisa berbuat sesuatu untuk masyarakat dan lingkungan, seperti dalam restorasi gambut,” sesalnya.

Alif menuturkan, selama aktif di JGMA, ia telah melihat langsung besarnya potensi yang terkandung di kawasan gambut Aceh. Namun ia mengakui, hal terberat ketika pertama kali berada di lapangan adalah mengubah cara pandang masyarakat.

“Alhamdulillah, sekarang sudah mulai memberikan perubahan nyata. Bahkan ada masyarakat yang rela menebang sawit mereka untuk beralih ke tanaman yang lebih ramah alam, seperti jeruk, jahe dan lainnya,” kisah Alif.

Hal senada juga disampaikan pengurus Jaringan Masyarakat Gambut (JMG) Sumatera, Isnadi Esman. Menurutnya, milenial memiliki peran dan potensi besar dalam menyelamatkan gambut.

“Perlu kepedulian lebih untuk menyelamatkan gambut sebagai bagian dari kehidupan kita,” ujarnya.

Isnadi menyampaikan, di samping kegiatan restorasi dan perlindungan ekosistem, kerja di gambut baru dianggap berhasil ketika kesejahteraan dirasakan oleh masyarakat yang menetap di kawasan gambut.

Karenanya ia berpesan, setiap program yang dijalankan haru fokus pada penguatan peran dan fungsi masyarakat dalam menjaga gambut.

Sementara itu, pakar hukum Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Kurniawan mengatakan, jika hari ini kaum milenial Aceh tidak peduli dengan kondisi gambut, maka ke depan ekosistem yang ada di kawasan gambut akan punah.

“Ke depan, akan banyak jenis tumbuhan dan hewan yang akan hilang dan tidak bisa lagi dikenalkan ke generasi berikutnya,” terang Direktur Eksekutif Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Aceh (P3KA itu. Dalam amatan Kurniawan, ekosistem gambut di Aceh saat ini sedang terancam.

Pembina Jaringan Masyarakat Gambut Aceh (JMGA), Monalisa menjelaskan, webinar perdana tersebut bertujuan untuk memberikan pemahaman bagi generasi muda tentang restorasi gambut di Aceh.

Menurutnya, pemuda memiliki modal yang sangat besar untuk membawa perubahan, terutama dalam menjaga gambut.

“Saya menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang terlibat dalam kegiatan ini,” ujarnya.

Monalisa menuturkan, sebelumnya JMGA juga telah menginisiasi lahirnya Pojok Gambut bersama Basajan.net. Pojok gambut merupakan platform media online yang secara khusus memuat informasi tentang gambut di Aceh.

“Sehingga nantinya, setiap orang yang ingin mendapatkan informasi tentang gambut Aceh, bisa diakses lewat pojokgambut,” sambungnya. (*)

———————————————————————————————————————————————–

Wartawan: Junaidi Mulieng

Editor: Junaidi Mulieng

Related post